Teks Sholawat Munjiyat Arab Latin Lengkap dengan Artinya, Keutamaan, Amalan, dan Adab Membacanya
اَللّـٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَـيَّدِنَا مُحَمَّدٍ
Hai, Sobat Bacaankita! Kalian pasti udah sering denger tentang Sholawat, kan? Nah, kali ini kita akan bahas tentang Sholawat Munjiyat. Penasaran? Yuk, kita bahas!
Sholawat kepada Nabi Muhammad tidak hanya dilakukan oleh umat manusia. Allah dan para malaikat juga bersholawat kepada Nabi Muhammad. Sebagaimana dijelaskan dalam (Q.S Al-Ahzab [33]:56).
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat bersholawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bersholwatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”
Cara Allah dan para malaikat bersholawat kepada Nabi Muhammad berbeda dengan cara kita bersholawat untuk Nabi Muhammad. Allah bersholawat kepada Nabi Muhammad dengan menurunkan rahmat-Nya. Adapun para malaikat bersholawat dengan cara memohon ampunan dan memberi pernghormatan untuk Nabi Muhammad.
Apa itu Sholawat Munjiyat?
Pengertian Sholawat Munjiyat
Sholawat Munjiyat merupakan salah satu sholawat yang sering dibaca karena memiliki banyak faedah dan manfaat. Munjiyat secara bahasa memiliki arti penyelamat, sehingga Sholawat Munjiyat ini memiliki arti sholawat penyelamat.
Asal usul dan sejarah singkat Sholawat Munjiyat
Bersholawat kepada Nabi bisa dilakukan hanya dengan melafalkan kalimat shallallâhu alâ Muhammad. Namun rupanya banyak sekali bacaan-bacaan sholawat dalam berbagai macam pelafalan dengan penamaan yang berbeda-beda. Salah satu bacaan sholawat yang sering diamalkan dan dibaca adalah Sholawat Munjiyat.
Arti dari Sholawat Munjiyat sendiri adalah “Sholawat Penyelamat”. Penamaan bacaan sholawat di atas tidak terlepas dari kronologi ‘terciptanya’ bacaan sholawat tersebut yang berasal dari sebuah peristiwa yang dialami oleh salah satu orang ‘arif. Berikut kronologinya:
قال بعض العارفين كنت في مركب فعصفت علينا الريح فأشرفنا على الغرق فرأيت النبي صلى الله عليه وسلم في منامي فقال قل لهم يقولون اَللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْآفَاتِ، وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ، وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ، وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ، وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِيْ الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ فاستيقظت فقلناها جميعا فسكن الريح بإذن الله تعالى
“Sebagian orang arif berkata: ‘aku berada di kapal, kemudian badai berembus kencang, hampir saja menyebabkan kami tenggelam. Lalu aku (tertidur dan) melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mimpi, beliau bersabda: Katakan pada mereka ‘Bacalah doa Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin shalâtan tunjînâ bihâ min jamî’il ahwâli wal âfât wa taqdhî lanâ bihâ jamî’al hâjat wa tuthahhirunâ bihâ min jamî’is sayyiât wa tarfa’unâ bihâ ‘indaka a’lad darajât wa tuballighunâ bihâ aqshal ghâyat min jamî’il khairâti fil hayâti wa ba’dal mamât, lalu aku terbangun dan kami ucapkan bacaan sholawat tersebut, lalu angin pun terdiam atas seizin Allah ta’ala,” (Abdurrahman bin Abdissalam Ash-Shafuri, Nudhah al-Majâlis wa Muntakhab an-Nafâis, hal. 284). Dalam kitab lain, yakni kitab al-Fajr al-Munir fi as-Shalat ala al-Basyir wa an-Nadzir, menyebutkan lebih jelas bahwa orang arif yang dimaksud dalam referensi di atas adalah salah satu pemuka tarekat Syadziliyah, yakni Syekh As-Shalih Musa ad-Dlarir.
Sebagaimana disampaikan dalam referensi berikut:
وأخبرني الشيخ الصالح موسى الضرير رحمه الله تعالى: أنه ركب في البحر؛ قال: وقامت علينا ريح تسمى: الأقلابية قلَّ من ينجو منها من الغرق، وضج الناس خوفاً من الغرق، قال: فغلبتني عيناي، فنمت، فرأيت النبي صلى الله عليه وآله وسلم وهو يقول: قل لأهل المركب يقولون ألف مرة: اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْآفَاتِ، وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ، وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ، وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ، وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِيْ الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ قال: فاستيقظت، وأعلمت أهل المركب بالرؤيا، فصلينا بها نحو ثلاثمائة مرة؛ ففرج عنا، هذا أو قريب منه، صلى الله عليه وسلم.
Syekh Shalih Musa ad-Dharir rahimahullah mengabarkan kepadaku bahwa beliau mengendarai perahu, lalu berkata: “Badai yang dikenal dengan sebutan Aqlabiyah menyerang kami, sangat sedikit orang yang selamat dari tenggelam sebab badai tersebut. Manusia berteriak karena khawatir akan tenggelam. Lalu aku diserang rasa kantuk, hingga akhirnya aku tertidur.
Dalam mimpi Aku melihat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: ‘Katakan pada penumpang perahu, agar mereka membaca sholawat berikut: ‘Allâhumma shalli ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin wa ‘alâ âli Sayyidinâ Muhammadin shalâtan tunjînâ bihâ min jamî’il ahwâli wal âfât wa taqdhî lanâ bihâ jamî’al hâjat wa tuthahhirunâ bihâ min jamî’is sayyiât wa tarfa’unâ bihâ ‘indaka a’lad darajât wa tuballighunâ bihâ aqshal ghâyat min jamî’il khairâti fil hayâti wa ba’dal mamât.’
Lalu Aku terbangun dan aku beritakan pada penumpang perahu tentang mimpi yang aku alami, kami pun membaca sholawat tersebut, dan ketika mencapai sekitar bilangan 300, badai pun reda,” (Syekh Umar bin ‘Ali bin Salim al-Fakihani, al-Fajr al-Munir fi as-Shalat ala ala al-Basyir wa an-Nadzir, hal. 25)
Sholawat Munjiyat ini biasa dilafalkan pada awalan bacaan doa-doa, khususnya pada saat bacaan doa tahlil. Masyhur sekali bahwa doa yang diawali dengan membaca sholawat munjiyat ini akan cepat terkabulkan, tentu atas seizin Allah subhanahu wa ta’ala. Selain itu, bacaan sholawat munjiyat juga dianjurkan untuk dibaca sebagai dzikir pada saat setelah melaksanakan shalat hajat, dengan harapan agar hajat yang diinginkan segera terpenuhi.
Sholawat Munjiyat juga banyak tercantum dalam wirid-wirid dan hizib-hizib yang biasa diamalkan di banyak pesantren. Hal ini menunjukkan betapa dahsyatnya keutamaan membaca Sholawat Munjiyat ini. Namun meski begitu, akan lebih afdhal jika dalam mengamalkan sholawat munjiyat atas petunjuk dari seorang guru (mujiz) yang mengarahkan kita untuk mengamalkan membaca sholawat munjiyat, agar kadar bacaan yang kita amalkan dapat lebih efektif dan proposional. Wallahu a’lam.
Teks Sholawat Munjiyat
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْاٰفَاتِ وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيعَ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَا بِهَـــا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَـــاتِ
Allâhumma shalli ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin wa ‘alâ âli Sayyidinâ Muhammadin shalâtan tunjînâ bihâ min jamî’il ahwâli wal âfât wa taqdhî lanâ bihâ jamî’al hâjat wa tuthahhirunâ bihâ min jamî’is sayyiât wa tarfa’unâ bihâ ‘indaka a’lad darajât wa tuballighunâ bihâ aqshal ghâyat min jamî’il khairâti fil hayâti wa ba’dal mamât
Arti Sholawat Munjiyat
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia
“Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sholawat itu, Engkau akan menyelamatkan kami dari semua keadaan yang menakutkan dan dari semua cobaan; dengan sholawat itu, Engkau akan mengabulkan hajat kami; dengan sholawat itu, Engkau akan menyucikan kami dari segala keburukan; dengan sholawat itu, Engkau akan mengangkat kami ke derajat paling tinggi; dengan sholawat itu pula, Engkau akan menyampaikan kami kepada tujuan yang paling sempurna dalam semua kebaikan, ketika hidup dan setelah mati.”
Makna dan Keutamaan
Makna dari Sholawat Munjiyat
Sholawat Munjiyat merupakan salah satu sholawat yang sering dibaca karena memiliki banyak faedah dan manfaat. Munjiyat secara bahasa memiliki arti penyelamat, sehingga sholawat Munjiyat ini memiliki arti sholawat penyelamat.
Dikutip JATMAN, dijelaskan dalam kitab Khazinatul Asrar bahwasanya barang siapa yang berdoa dengan menggunakan sholawat munjiyat pada tengah malam sebanyak 1000x kemudian memohonkan apapun yang sedang menjadi hajatnya maka doanya pun akan terkabul lebih cepat atas kehendak Allah SWT.
Kemudian ada satu kisah yang dijelaskan dalam kitab al-Fajr al-Munir fi as-Shalat ala al-Basyir wa an-Nadzir bahwa ada salah satu ulama Thariqah Syadziliyah, Syekh As-Shalih Musa ad-Dlarir sedang mengendarai perahu di tengah laut, ternyata ada badai ‘Aqlabiyah’ yang datang menghempas perahunya dan sedikit sekali orang yang akan selamat dari badai tersebut. Semua orang berteriak karena mereka takut tenggelam.
Pada saat itu, Syekh Shalih malah terserang kantuk yang sangat sehingga membuatnya tertidur. Dalam tidurnya itu, ia bermimpi melihat Nabi Muhammad SAW. yang memerintahkannya untuk membaca Sholawat Munjiyat.
Setelah mimpi itu sang Syekh terbangun dan menceritakan apa yang ia alami kepada penumpang lain. Mereka semua kemudian membaca shalawat tersebut dan ketika mencapai ke 300x, badai pun reda.
Keutamaan Membaca Sholawat Munjiyat
berikut ini adalah keutamaan membaca sholawat munjiyat:
1. Menurut Hasan Ali al-Aswaani, dapat menyelesaikan setiap masalah, dan membebaskan dari bencana
2. Apa yang diminta segera terkabul
3. Menghilangkan kesusahan
4. Mempermudah urusan
5. Meluaskan rezeki
6. Menerangkan hati
7. Meninggikan pangkat dan derajat
8. Membuka pintu kebaikan
Cara Mengamalkan Sholawat Munjiyat
Waktu Terbaik untuk Membaca Sholawat Munjiyat
berikut ini adalah beberapa waktu dan cara yang disarankan membaca sholawat munjiyat:
1. Sepertiga Malam Terakhir
Malam hari, terutama sepertiga malam terakhir, adalah waktu yang sangat mustajab untuk berdoa. Ini adalah waktu yang sering digunakan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat untuk beribadah dan memohon kepada Allah SWT. Dibaca sebanyak 1000x.
2. Setelah Shalat Fardhu
Membaca sholawat setelah shalat fardhu juga sangat dianjurkan. Dibaca sebanyak 11x. Ini adalah momen ketika hati masih dalam keadaan tenang dan pikiran masih khusyuk setelah menghadap Allah SWT dalam shalat.
3. Hari Jumat
Hari Jumat memiliki keutamaan tersendiri dalam Islam, sehingga sangat dianjurkan untuk membaca sholawat pada hari tersebut. Dalam hadits disebutkan bahwa memperbanyak sholawat pada hari Jumat akan mendatangkan banyak pahala.
4. Saat Berada dalam Keadaan Sulit atau Terancam Bahaya
Sholawat Munjiyat seringkali dibaca saat seseorang merasa dalam bahaya atau menghadapi kesulitan besar, dengan harapan mendapatkan pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT. Dibaca sebanyak 300x.
Tata Cara dan Etika Membaca Sholawat
Etika dan Adab yang perlu diperhatikan saat membaca Sholawat munjiyat sebagai berikut.
1. Mulai dengan Niat yang Ikhlas
Niatkan dalam hati untuk membaca sholawat demi mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon pertolongan serta keselamatan. Keikhlasan adalah kunci utama agar ibadah diterima oleh Allah SWT.
2. Bersuci (Berwudhu)
Sebelum membaca sholawat, disarankan untuk berwudhu. Kebersihan fisik mencerminkan kebersihan hati dan niat yang tulus dalam beribadah.
3. Memakai Pakaian yang Sopan dan Bersih
Kenakan pakaian yang bersih dan sopan. Ini menunjukkan penghormatan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW saat membaca sholawat.
4. Menghadap Kiblat
Jika memungkinkan, usahakan untuk menghadap kiblat. Meskipun bukan keharusan, menghadap kiblat dapat menambah kekhusyukan dalam berdoa.
5. Membaca dengan Khusyuk dan Tartil
Bacalah sholawat dengan khusyuk, perlahan-lahan, dan tartil (jelas). Menghayati setiap kata dan makna dari sholawat tersebut akan membantu meningkatkan kualitas ibadah.
6. Menutup dengan Doa
Setelah selesai membaca sholawat, dianjurkan untuk menutup dengan doa. Mintalah kepada Allah SWT apa yang menjadi hajat dan kebutuhan, serta mohonkan keberkahan dari bacaan sholawat tersebut.
Do’a Sebelum Membaca Sholawat
Disebutkan dalam kitab Dalailul Khairat karya Ammar Ali Hasan doa yang perlu dibaca sebelum kita membaca sholawat, yaitu sebagai berikut:
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَـمِــيْنَ وَحَسْبِـــيَ اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِــيِّ الْعَظِيْمِ. أَللّٰهُمَّ إِنِّى أَبْرَءُ إِلَيْكَ مِنْ حَوْلِى وَقُوَّتِى إِلَى حَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ. اَللّٰهُمَّ إِنِّى نَوَيْتُ بِالصَّلٰوةِ عَلٰى النَّـــبِــيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِمْتِــثَالًا لِأَمْرِكَ وَتَصْدِيْقًا لِنَبِيِّـكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَحَبَّــةً فِيْهِ وَشَوْقًا إلَيْهِ وَتَعْظِيْمًا لِقُدْرَتِهِ وَلِكَوْنِهِ أَهْلًا لِذٰلِكَ فَتَقَبَّــلَهَا مِنِّى بِفَضْلِكَ وَإِحْسَانِكَ وَأَزِلْ حِجَابَ الْغَفْلَةِ عَنْ قَلْبِى وَاجْعَلْنِى مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ. اَللّٰهُمَّ زِدْهُ شَرَفًا عَلٰى شَرَفِهِ الَّذِىْ أَوْلَيْتَهُ. وَعِزًّا عَلٰى عِزِّهِ عَلٰى الَّذِىْ أَعْطَيْتَهُ. وَنُوْرًا عَلٰى نُوْرِهِ الَّذِىْ مِنْهُ خَلَقْتَهُ. وَأَعْلِ مَقَامَهُ فِى مَقَامَاتِ الْـمُرْسَلِيْنَ. وَدَرَجَتَهُ فِى دَرَجَاتِ النَّبِيَّـــيْنَ. وَأَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَرِضَاهُ يَارَبَّ الْعَالَـِميْنَ مَعَ الْعَافِيَةِ الدَّائِمَةِ وَالْـمَوْتِ عَلٰى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ وَكَلِمَتَيِ الشَّهَادَةِ عَلٰى تَحْقِيْقِهَا مِنْ غَيْرِ تَغْيِـــيْرٍ وَلَا تَبْدِيْلٍ. وَاغْفِرْلِى مَاارْتَـــكَبْتَهُ بِمَنِّكَ وَفَضْلِكَ وَجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ يَاأَكْرَمَ اْلأَكْرَمِــيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Alhamdulillahi robbil ‘alamina wa habiyallahu wa ni’mal wakilu wala haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzimi. Allohumma inni abrou ilaika min hauli wa quwwati ila haulika wa quwwatika. Allohumma inni nawaitu bis sholati ‘alan nabiyyi shollallahu ‘alaihi wa sallama imtitsalan li amrika wa tashdiqon li nabiyyika sayyidina muhammadin shollallahu ‘alaihi wa sallama wa mahabbatan fihi wa syauqon ilaihi wa ta’dziman li qudrotihi wa likaunihi ahlan lizalika fataqobbalha minni bi fadhlika wa ihsanika wa azil hijabal ghaflati ‘an qolbi waj’alni min ‘ibadikas sholihina
Allohummazidhu syarofan ‘ala syarofihi allazi awlaitahu wa ‘izzan ‘ala ‘izzihi ‘alallazi a’thoithoitahu wa nuron ‘ala nurihillazi minhu kholaqtahu wa a’li maqomahu fi maqomatil mursalina wa darajatahu fi darajatin nabiyyina wa as-aluka ridhoka wa ridhohu ya robbal ‘alamina ma’al ‘afiyatid daimati wal mauti ‘alal kitabi was sunnati wal jama’ati wa kalimatais syahadati ‘ala tahqiqiha min ghairi taghyirin wala tabdilin waghfirli martakabtuhu bi mannika wa fadhlika wa judika wa karomika ya akromal akromin wa shollallahu ‘ala sayyidina muhammadin wa alihi wa shohbihi wa sallam wa as-aluka ridhoka wa ridhohu ya robbal ‘alamina ma’al ‘afiyatid daimati wal mauti ‘alal kitabi was sunnati wal jama’ati wa kalimatais syahadati ‘ala tahqiqiha min ghairi taghyirin wala tabdilin waghfirli martakabtuhu bi mannika wa fadhlika wa judika wa karomika ya akromal akromin wa shollallahu ‘ala sayyidina muhammadin wa alihi wa shohbihi wa sallam.
Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. Cukuplah Allah sebagai tempat memasrahkan diri. Tiada daya dan upaya melainkan atas kehendak dan pertolongan Allah. Ya Allah, aku memohon kelapangan dari-Mu dari upaya dan kekuatanku. Ya Allah, aku berniat dengan membaca sholawat atas Nabi Muhammad Saw karena menuruti perintah-Mu dan sebagai pembenaran atas nabi-Mu junjungan kami Nabi Muhammad Saw serta karena rasa cintaku dan demi untuk mengagungkan beliau, karena beliaulah yang berhak atas bacaan sholawat ini. Maka dari itu, terimalah bacaan sholawatku.
Dengan anugerah-Mu dan kebaikan-Mu, hilangkanlah hijab (penutup) yang berupa kealpaan dari dalam diriku kepada beliau. Dan jadikanlah hamba-Mu ini sebagai seorang yang dari golongan ahli ibadah yang saleh. Ya Allah, tambahkanlah kemuliaan beliau seperti kemuliaan yang telah Engkau limpahkan kepadanya, tambahkanlah keagungan kepada beliau seperti keagungan yang telah Engkau limpahkan kepadanya, tambahkanlah cahaya di atas cahayanya saat Engkau menciptakannya, angkatlah derajatnya pada derajatnya para nabi. Ya Allah, aku memohon ridha-Mu dan juga ridhanya, wahai Zat Yang Maha memelihara seluruh alam (limpahanlah kepadaku) dengan kesehatan yang abadi, dan kematian yang memegang kitab-Mu dan selalu berpegang pada ahlus sunnah wal jamaah, dan dua kalimat syahadat sebagai pegangan tanpa adanya perubahan maupun pergeseran.”
Do’a Setelah Membaca Sholawat
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ والنَّارِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Allahumma inna nas aluka ridhaka wal jannah, wana’udzu bika min sakhatika wan nar, rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzaban naar.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya kami memohon keridhaan-Mu dan surga, kami berlindung pada-Mu dari murka-Mu dan siksa neraka. Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta hindarkanlah kami dari siksa neraka.”
Oke, Sobat Bacaankita, gitu deh penjelasan tentang Sholawat Munjiyat. Gampang banget, kan? Yuk, sama-sama rajin baca dan kirim sholawat buat Nabi Muhammad SAW. Biar hidup makin berkah dan penuh kebaikan! Salam Sholawat Munjiyat! 🌟