Teks Sholawat Busyro Arab Latin Lengkap dengan Artinya, Keutamaan, Amalan, dan Adab Membacanya
اَللّـٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَـيَّدِنَا مُحَمَّدٍ
Hai, Sobat Bacaankita.com Situs penyedia bacaan sholat, bacaan sholawat, lirik, qosiah dan bacaan lainnya
Kalian pasti udah nggak asing lagi dengan Sholawat, kan? Nah, kali ini kita bakal bahas tentang Sholawat Busyro. Yuk, kita cari tahu bacaannya, artinya, keutamaannya, amalannya, cara mengamalkannya, dan juga adab membacanya. Seru banget, kan?
Sholawat kepada Nabi Muhammad tidak hanya dilakuan oleh umat manusia. Allah dan para malaikat juga bersholawat kepada Nabi Muhammad. Sebagaimana dijelaskan dalam (Q.S Al-Ahzab [33]:56).
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat bersholawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bersholwatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”
Cara Allah dan para malaikat bersholawat kepada Nabi Muhammad berdeda dengan cara kita bersholawat untuk Nabi Muhammad. Allah bersholawat kepada Nabi Muhammad dengan menurunkan rahmat-Nya. Adapun para malaikat bershalawat dengan cara memohon ampunan dan memberi pernghormatan untuk Nabi Muhammad.
Apa itu Sholawat Busyro?
Pengertian Sholawat Busyro
Sholawat Busyro merupakan sholawat yang diijazahkan langsung oleh Rasulullah SAW kepada salah satu putra Habib Hasan Baharun.
Asal usul dan sejarah singkat Sholawat Busyro
Mengutip penjelasan Habib Segaf bin Hasan Baharun, Rektor UII Dalwa Pasuruan dikutip Jatman Online, shalawat ini diijazahkan langsung oleh Rasulullah SAW melalui mimpi yang dialami salah satu putra Habib Hasan Baharun (Habib Segaf tidak menyebutkan secara jelas siapa nama yang dimaksud).
Pada suatu malam, Habib tersebut bermimpi didatangi oleh Rasulullah SAW yang membacakan Sholawat Busyro kepadanya berikut pula iramanya sebagai bentuk kasih sayang Nabi Muhammad kepada umatnya bertepatan dengan malam Asyura’ pada tanggal 10 Muharram.
Dalam mimpinya itu, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa shalawat ini dianjurkan untuk dibaca sebanyak 41 kali setiap selesai shalat subuh setiap harinya. Faedahnya, dengan membacanya secara istiqamah, atas izin Allah dapat melancarkan rezekinya, membawa kegembiraan dan kesenangan, melancarkan urusan, mengabulkan segala hajat dan niat-niat lain yang ingin dituju.
Setelah terbangun dari tidur, habib tersebut telah hafal semua kalimatnya dan merasakan aroma gaharu di ruangannya selama tiga hari berturut-turut. Padahal, tidak ada yang membakar wewangian di ruangannya. Setelah ditirakati, shalawat tersebut kemudian disebarluaskan sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah Saw. melalui mimipinya hingga viral sampai saat ini.
Teks Sholawat Busyro
اَللّهُمَّ صَلِّى وَ سَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ اْلبُشْرَى صَلاَةً تُبَشِّرُنَابِهَا وَأَهْلَنَا وَأَوْلَادَنَا وَجَمِيْعِ مَشَايِخِنَا وَمُعَلِّمِيْنَا وَطَلَبَتَنَا وَطَالِبَاتِنَا
مِنْ يَوْمِ هَذَا اِلى يَوْمِ اْلآخِرَةِ
Wa ahlana wa auladana wa jami’I masyayikhina wa mu’allimina wa thalabatana wa thalibatina Min yaumina hadza ila yaumil akhirah.
Arti Sholawat Busyro
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia
“Ya Allah, limpahkanlah sholawat dan keselamatan atas baginda kami, Nabi Muhammad sebagai pembawa kabar gembira dengan berkah shalawat yang (juga) dapat memberikan kebahagiaan kepada kami, keluarga kami, anak-anak kami dan seluruh guru-guru kami dan orang yang senantiasa mengajarkan ilmunya kepada kami. Juga kepada murid-murid kami sejak hari ini hingga hari kiamat kelak.”
Makna dan Keutamaan
Makna dari Setiap Bagian bacaan Sholawat Busyro
Sholawat Busyro mengandung makna yang dalam. Kata “Busyro” berasal dari bahasa Arab dan berarti “kabar gembira” atau “berita baik”. Umat Islam membaca sholawat ini dengan tujuan untuk meraih pertolongan, kemudahan, dan berkah dari Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW.
Keutamaan Membaca Sholawat Busyro
1. Menghapus Dosa
“Siapa pun yang bersholawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali, dan sepuluh kesalahan (dosa) akan dihapuskan darinya, serta sepuluh tingkatan akan ditingkatkan baginya.” (HR An-Nasa’i)
Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda,
“Siapa pun yang bersholawat kepadaku pada hari Jumat sebanyak 80 kali, maka Allah akan mengampuni dosanya selama 80 tahun.” (HR Thabrani)
2. Melancarkan rezeki
3. Membawa kabar gembira dan kesenangan
4. Melapangkan segala kesulitan
5. Dibaca pada waktu pagi setelah sholat subuh
Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang membaca sholawat ini sebanyak 41x setelah shalat shubuh, maka seperti khasiatnya membaca Surat Yasin 41x.”
Cara Mengamalkan Sholawat Busyro
Waktu dan Cara Terbaik untuk Membaca Sholawat
Sebagaimana diketahui bahwa membaca Sholawat kepada Nabi merupakan kewajiban bagi orang mukmin. Hanya saja para ulama berbeda pendapat kapan kewajiban bersholawat dilakukan. Di antara mereka ada yang berpendapat kewajiban bersholawat minimal sekali seumur hidup. Ada juga yang berpendapat setiap kali membaca tasyahud akhir di dalam shalat. Juga ada yang berpendapat setiap kali disebutkan nama Rasulullah.
Selain kewajiban bersholawat ada juga waktu-waktu tertentu di mana seseorang dianjurkan untuk membaca sholawat. Pun para ulama juga berbeda pendapat saat kapan saja kesunahan bersholawat itu dilakukan. Berikut adalah 10 (sepuluh) waktu yang disunnahkan untuk membaca sholawat sebagaimana disampaikan oleh Sirajudin Al-Husaini di dalam kitabnya As-Shalâtu ‘alan Nabiyyi Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam (Damaskus: Maktabah Darul Falah, 1990).
1. Sunnah membaca sholawat setelah selesai dikumandangkannya adzan
Ada beberapa hadits yang menuturkan tentang hal ini di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ، فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى الله عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا
Artinya: “Bila kalian mendengar orang yang mengumandangkan adzan maka ucapkanlah seperti apa yang ia ucapkan, lalu bersholawatlah kepada karena orang yang bersholawat kepaku sekali maka dengan sholawat itu Allah bersholawat kepadanya sepuluh kali.”
2. Disunahkan membaca sholawat di awal, tengah dan akhir doa
Dengan membaca sholawat di ketiga tempat itu saat berdoa maka akan lebih kuat potensi dikabulkannya doa tersebut dan lebih banyak lipatan pahalanya.
Sebuah hadits riwayat Imam Turmudzi menjelaskan tentang membaca sholawat di dalam berdoa:
عَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ، قَالَ: بَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدٌ إِذْ دَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى فَقَالَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَجِلْتَ أَيُّهَا الْمُصَلِّي، إِذَا صَلَّيْتَ فَقَعَدْتَ فَاحْمَدِ اللَّهَ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ، وَصَلِّ عَلَيَّ ثُمَّ ادْعُهُ. قَالَ: ثُمَّ صَلَّى رَجُلٌ آخَرُ بَعْدَ ذَلِكَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَصَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّهَا الْمُصَلِّي ادْعُ تُجَبْ
Artinya: “Dari Fudlalah bin Ubaid ia berkata, ketika Rasulullah sedang duduk tiba-tiba masuk seorang lelaki kemudian melakukan shalat dan berkata, “Ya Allah, ampuni aku dan kasihani aku.” Maka Rasulullah bersabda, “Engkau terburu-buru wahai orang yang shalat. Bila engkau selesai shalat kemudian duduk maka pujilah Allah sebagaimana mestinya dan bersholawatlah kepadaku kemudian berdoalah kepada Allah.” Fudlalah berkata, kemudian seorang laki-laki lain melakukan shalat, lalu memuji kepada Allah dan bershalawat kepada Nabi. Maka Rasulullah bersabda, “Wahai orang yang shalat, berdoalah maka engkau akan diijabahi.”
Imam Al-Ghazali di dalam kitab Ihya-nya mengutip penjelasan dari Abu Sulaiman Ad-Darani yang mengatakan disunahkannya menjadikan doa berada di tengah-tengah antara dua sholawat (awal dan akhir) karena doa yang demikian tidak akan ditolak. Kiranya Allah yang mulia tak layak baginya mengabulkan dua sisi awal dan akhir sementara menolak sisi tengahnya.
Lebih lanjut Al-Husaini menegaskan bahwa yang lebih disukai dan lebih utama di dalam berdoa adalah dengan membaca sholawat di awal, tengah dan akhirnya, serta tidak meringkas bacaan sholawat hanya di akhir doa saja.
3. Disunnahkan membaca sholawat ketika memasuki masjid dan ketika keluar darinya
Sebuah hadits riwayat Imam Turmudzi dari Sayyidatina Aisyah radliyallâhu ‘anhâ:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ صَلَّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَسَلَّمَ وَقَالَ: رَبِّ اغْفِرْ لِي ذُنُوبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ، وَإِذَا خَرَجَ صَلَّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَسَلَّمَ وَقَالَ: رَبِّ اغْفِرْ لِي ذُنُوبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ فَضْلِكَ
Artinya: “Adalah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki masjid beliau bersholawat dan bersalam untuk Muhammad dan berdoa Rabbi ighfir lî dzunûbî waftah lî abwâba rahmatika. Dan ketika keluar beliau bersholawat dan bersalam kepada Muhammad serta berdoa Rabbi ighfir lî dzunûbî waftah lî abwâba fadllika.”
4. Disunahkan membaca sholawat ketika bertemunya seorang muslim dengan sesama muslim
Abu Ya’la Al-Mushili meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah:
مَا مِنْ عَبْدَيْنِ مُتَحَابَّيْنِ فِي اللَّهِ يَسْتَقْبِلُ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ فَيُصَافِحُهُ وَيُصَلِّيَانِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا لَمْ يَفْتَرِقَا حَتَّى تُغْفَرَ ذُنُوبُهُمَا مَا تَقَدَّمَ مِنْهُمَا وَمَا تَأَخَّرَ
Artinya: “Tidaklah dua orang hamba yang saling mencintai di jalan Allah salah satunya menemui saudaranya kemudian menyalaminya dan keduanya bersholawat kepada Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam kecuali keduanya tidak berpisah sampai diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang kemudian.”
5. Membaca sholawat disunahkan ketika berkumpul di suatu majelis
Disunnahkan bagi kaum muslimin ketika mereka berkumpul di suatu majelis untuk menghiasi majelis mereka dengan membaca shalawat.
Ibnu Umar meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:
زينوا مجالسكم بالصلاة علي فان صلاتكم علي نور لكم يوم القيامة
Artinya: “Hiasilah majelis-majelis kalian dengan bersholawat kepadaku. Karena sholawat kalian kepadaku adalah cahaya bagi kalian di hari kiamat.”
Adapun hadits yang mengingatkan untuk tidak meninggalkan bacaan sholawat di majelis di antaranya hadits riwayat Imam Ahmad:
مَا قَعَدَ قَوْمٌ مَقْعَدًا لَا يَذْكُرُونَ فِيهِ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ، وَيُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِلَّا كَانَ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَإِنْ دَخَلُوا الْجَنَّةَ لِلثَّوَابِ
Artinya: “Tidaklah sekelompok orang duduk di suatu tempat di mana mereka tidak berdzikir kepada Allah dan tidak bersholawat kepada Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam kecuali hal itu menjadi kerugian bagi mereka di hari kiamat meskipun mereka masuk surga, karena besarnya pahala (bersholawat ketika berkumpul, penulis).”
6. Disunnahkan menuliskan sholawat ketika menulis nama Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam
Di antara dalil yang menganjurkan hal ini adalah hadits riwayat Imam Thabrani dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah pernah bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي كِتَابٍ لَمْ تَزَلِ الْمَلَائِكَةُ تَسْتَغْفِرُ لَهُ مَا دَامَ اسْمِي فِي ذَلِكَ الْكِتَابِ
Artinya: “Barang siapa yang bersholawat kepadaku di dalam sebuah buku (tulisan) maka para malaikat tidah henti-hentinya memintakan ampun baginya selama namaku masih ada di dalam buku itu.”
7. Membaca sholawat disunnahkan ketika membuka setiap ucapan baik yang memiliki tujuan tertentu disamping juga disunahkan membukanya dengan hamdalah dan pujian kepada Allah
Sebuah riwayat dari Ibnu Mandah menyatakan:
كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه بذكر الله ثم بالصلاة عليّ فهو أقطع أكتع ممحوق البركة
Artinya: “Setiap perkara yang memiliki tujuan yang tidak diawali dengan dzikir kepada Allah dan sholawat kepadaku maka perkara itu terputus terhapus keberkahannya.”
8. Disunahkan membaca sholawat dalam membuka nasehat, peringatan dan mengajarkan ilmu, terlebih ketika membaca sebuah hadits
Imam Nawawi di dalam kitab Al-Adzkâr menuturkan bahwa disunanhkan bagi orang yang membaca hadits dan selainnya ketika menyebut Rasulullah untuk mengeraskan suaranya dalam bersholawat, namun kerasnya suara itu jangan sampai berlebihan.
9. Sunnah membaca sholawat di waktu pagi dan sore hari
Sebuah riwayat dari Abu Darda bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam pernh bersabda:
من صلى علي حين يصبح عشرا وحين يمسي عشرا أدركته شفاعتي يوم القيامة
Artinya: “Barang siapa yang bersholawat kepadaku di waktu pagi sepuluh kali dan di waktu sore sepuluh kali maka syafaatku akan mendapatinya di hari kiamat.”
10. Membaca sholawat juga disunahkan ketika hendak tidur
Dari Abu Qirshafah, ia mengatakan pernah mendengar Rasulullah bersabda bahwa barang siapa yang menuju tempat tidurnya (hendak tidur) kemudian ia membaca surat Tabâraka (Al-Mulk) kemudian ia membaca sebanyak empat kali:
اللَّهُمَّ رَبَّ الْحِلِّ وَالْحَرَامِ، وَرَبَّ الْبَلَدِ الْحَرَامِ وَرَبَّ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ، وَرَبَّ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ، وَبِحَقِّ كُلِّ آيَةٍ أَنْزَلْتَهَا فِي شَهْرِ رَمَضَانَ، بَلِّغْ رُوحَ مُحَمَّدٍ مِنِّي تَحِيَّةً وَسَلَامًا
Maka Allah akan mewakilkan kepada dua malaikat hingga keduanya datang kepada Nabi Muhammad dan mengatakan kepada beliau perihal yang dilakukan orang tersebut. Maka kemudian Rasulullah menjawab, “untuk Fulan bin Fulan salam dariku dan rahmat serta keberkahan Allah.”
Tata Cara dan Etika Membaca Sholawat
Etika dan Adab yang perlu diperhatikan saat membaca Sholawat Busyro sebagai berikut.
1. Niat yang Ikhlas
Bacalah Sholawat Busyro dengan niat yang tulus dan ikhlas semata-mata karena Allah SWT, bukan untuk tujuan duniawi.
2. Kebersihan Diri
Pastikan diri dalam keadaan bersih, baik dari hadas kecil maupun besar. Lebih baik berwudhu sebelum membaca sholawat.
3. Tempat yang Bersih
Pilihlah tempat yang bersih dan tenang agar bisa lebih khusyuk dalam membaca sholawat.
4. Pakaian yang Sopan
Gunakan pakaian yang bersih dan sopan sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.
5. Menghadap Kiblat
Disarankan untuk menghadap kiblat saat membaca sholawat, meskipun tidak wajib.
6. Posisi Duduk yang Sopan
Duduk dengan posisi yang sopan dan tenang, hindari duduk dalam posisi yang tidak pantas atau sembarangan.
7. Fokus dan Khusyuk
Bacalah dengan penuh khusyuk dan fokus, hayati setiap kata yang diucapkan.
8. Suara yang Lembut
Gunakan suara yang lembut dan merdu, hindari membaca dengan suara yang terlalu keras atau tergesa-gesa.
9. Memahami Makna
Pahami makna dari sholawat yang dibaca agar lebih meresapi dan menghayati pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
10. Mengawali dengan Basmallah dan Hamdalah
Mulailah dengan membaca “Bismillahirrahmanirrahim” dan “Alhamdulillah” sebagai bentuk penghormatan dan kesopanan.
Do’a Sebelum Membaca Sholawat
Disebutkan dalam kitab Dalailul Khairat karya Ammar Ali Hasan doa yang perlu dibaca sebelum kita membaca sholawat, yaitu sebagai berikut:
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَـمِــيْنَ وَحَسْبِـــيَ اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِــيِّ الْعَظِيْمِ. أَللّٰهُمَّ إِنِّى أَبْرَءُ إِلَيْكَ مِنْ حَوْلِى وَقُوَّتِى إِلَى حَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ. اَللّٰهُمَّ إِنِّى نَوَيْتُ بِالصَّلٰوةِ عَلٰى النَّـــبِــيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِمْتِــثَالًا لِأَمْرِكَ وَتَصْدِيْقًا لِنَبِيِّـكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَحَبَّــةً فِيْهِ وَشَوْقًا إلَيْهِ وَتَعْظِيْمًا لِقُدْرَتِهِ وَلِكَوْنِهِ أَهْلًا لِذٰلِكَ فَتَقَبَّــلَهَا مِنِّى بِفَضْلِكَ وَإِحْسَانِكَ وَأَزِلْ حِجَابَ الْغَفْلَةِ عَنْ قَلْبِى وَاجْعَلْنِى مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ. اَللّٰهُمَّ زِدْهُ شَرَفًا عَلٰى شَرَفِهِ الَّذِىْ أَوْلَيْتَهُ. وَعِزًّا عَلٰى عِزِّهِ عَلٰى الَّذِىْ أَعْطَيْتَهُ. وَنُوْرًا عَلٰى نُوْرِهِ الَّذِىْ مِنْهُ خَلَقْتَهُ. وَأَعْلِ مَقَامَهُ فِى مَقَامَاتِ الْـمُرْسَلِيْنَ. وَدَرَجَتَهُ فِى دَرَجَاتِ النَّبِيَّـــيْنَ. وَأَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَرِضَاهُ يَارَبَّ الْعَالَـِميْنَ مَعَ الْعَافِيَةِ الدَّائِمَةِ وَالْـمَوْتِ عَلٰى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ وَكَلِمَتَيِ الشَّهَادَةِ عَلٰى تَحْقِيْقِهَا مِنْ غَيْرِ تَغْيِـــيْرٍ وَلَا تَبْدِيْلٍ. وَاغْفِرْلِى مَاارْتَـــكَبْتَهُ بِمَنِّكَ وَفَضْلِكَ وَجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ يَاأَكْرَمَ اْلأَكْرَمِــيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Alhamdulillahi robbil ‘alamina wa habiyallahu wa ni’mal wakilu wala haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzimi. Allohumma inni abrou ilaika min hauli wa quwwati ila haulika wa quwwatika. Allohumma inni nawaitu bis sholati ‘alan nabiyyi shollallahu ‘alaihi wa sallama imtitsalan li amrika wa tashdiqon li nabiyyika sayyidina muhammadin shollallahu ‘alaihi wa sallama wa mahabbatan fihi wa syauqon ilaihi wa ta’dziman li qudrotihi wa likaunihi ahlan lizalika fataqobbalha minni bi fadhlika wa ihsanika wa azil hijabal ghaflati ‘an qolbi waj’alni min ‘ibadikas sholihina
Allohummazidhu syarofan ‘ala syarofihi allazi awlaitahu wa ‘izzan ‘ala ‘izzihi ‘alallazi a’thoithoitahu wa nuron ‘ala nurihillazi minhu kholaqtahu wa a’li maqomahu fi maqomatil mursalina wa darajatahu fi darajatin nabiyyina wa as-aluka ridhoka wa ridhohu ya robbal ‘alamina ma’al ‘afiyatid daimati wal mauti ‘alal kitabi was sunnati wal jama’ati wa kalimatais syahadati ‘ala tahqiqiha min ghairi taghyirin wala tabdilin waghfirli martakabtuhu bi mannika wa fadhlika wa judika wa karomika ya akromal akromin wa shollallahu ‘ala sayyidina muhammadin wa alihi wa shohbihi wa sallam wa as-aluka ridhoka wa ridhohu ya robbal ‘alamina ma’al ‘afiyatid daimati wal mauti ‘alal kitabi was sunnati wal jama’ati wa kalimatais syahadati ‘ala tahqiqiha min ghairi taghyirin wala tabdilin waghfirli martakabtuhu bi mannika wa fadhlika wa judika wa karomika ya akromal akromin wa shollallahu ‘ala sayyidina muhammadin wa alihi wa shohbihi wa sallam.
Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. Cukuplah Allah sebagai tempat memasrahkan diri. Tiada daya dan upaya melainkan atas kehendak dan pertolongan Allah. Ya Allah, aku memohon kelapangan dari-Mu dari upaya dan kekuatanku. Ya Allah, aku berniat dengan membaca sholawat atas Nabi Muhammad Saw karena menuruti perintah-Mu dan sebagai pembenaran atas nabi-Mu junjungan kami Nabi Muhammad Saw serta karena rasa cintaku dan demi untuk mengagungkan beliau, karena beliaulah yang berhak atas bacaan sholawat ini. Maka dari itu, terimalah bacaan sholawatku.
Dengan anugerah-Mu dan kebaikan-Mu, hilangkanlah hijab (penutup) yang berupa kealpaan dari dalam diriku kepada beliau. Dan jadikanlah hamba-Mu ini sebagai seorang yang dari golongan ahli ibadah yang saleh. Ya Allah, tambahkanlah kemuliaan beliau seperti kemuliaan yang telah Engkau limpahkan kepadanya, tambahkanlah keagungan kepada beliau seperti keagungan yang telah Engkau limpahkan kepadanya, tambahkanlah cahaya di atas cahayanya saat Engkau menciptakannya, angkatlah derajatnya pada derajatnya para nabi. Ya Allah, aku memohon ridha-Mu dan juga ridhanya, wahai Zat Yang Maha memelihara seluruh alam (limpahanlah kepadaku) dengan kesehatan yang abadi, dan kematian yang memegang kitab-Mu dan selalu berpegang pada ahlus sunnah wal jamaah, dan dua kalimat syahadat sebagai pegangan tanpa adanya perubahan maupun pergeseran.”
Do’a Setelah Membaca Sholawat
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ والنَّارِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Allahumma inna nas aluka ridhaka wal jannah, wana’udzu bika min sakhatika wan nar, rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzaban naar.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya kami memohon keridhaan-Mu dan surga, kami berlindung pada-Mu dari murka-Mu dan siksa neraka. Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta hindarkanlah kami dari siksa neraka.”
Nah, itu tadi artikel tentang sholawat Busyro, Sobat Bacaankita. Semoga artikel ini bisa memberikan manfaat dan semangat buat kita semua untuk rajin mengucapkan sholawat ini. Aamiin.